Ringkesan novel Riyanta
Dahulu
kala di negri Surakarta hiduplah seorang yang berbudi pekerti luhur dan juga
baik hati yang bernama Pangeran Natasaweya, beliau hanya mempunyai putra
tunggal yang diberi nama Raden Mas Riyanta, sewaktu Raden Mas Riyanta berumur 6
tahun, ayahnya meninggal dunia dan dia diasuh oleh ibunya di rumah Natasewayan.
Dan ketika umur Raden Mas Riyanta
menginjak usia 7 tahun, dia berpisah dengan sang ibu dn dia disekolahkan di
Semarang dan tinggal bersama pamannya yang masih bersaudara dengan Raden Ayu
Natasaweyan yang bernama Raden Mas Tandhawijaya.Ketika Raden Mas Riyanta
menginjak waktu dia harus dikhitan dia kembali ke Surakarta.
Raden Mas Riyanta sudah mulai remaja
dan ketika itu dia sedang suka dengan kegiatan yang mengundang keberanian
seperti berburu sampai malam dan lain-lain. Karena itu ibunya mulai kawatir
dengan kelakun anaknya,beliau takut kalau-kalau anaknya salah bergaul dan
berbuat yang kurang baik. Karena Raden Mas Riyanta mempunyai wajah tampan
banyak gadis-gadis yang memperhatikannya maka dari itu sang ibu menyuruhnya
agar segera menikah.
Namun karena Raden Mas Riyanta belum
ingin menikah dan masih ingin mencari banyak ilmu dan pengalaman hidup yang
masih ingin digalinya dalam-dalam maka dia mengulur-ulur waktu agar sang ibu
tidak menyuruhnya menikah lagi.
Pada suatu hari teman dari Raden Mas
Riyanta yang bernama Raden Mas Durjat mengajak bertemu,dan mas durjat
mengajaknya untuk pergi ke alun-alun untuk melihat Kumidi Hradu. Setelah sampai
disana alun-alun sangat ramai dipenuhi orang-orang yang hendak melihat Kumidi
Hradu.
Tidak lama kemudian terjadi
kebakaran disana dan hasilnya orang-orang yang awalnya asik menonton Kumidi
Hradu berlarian untuk menyelamatkan dirinya sendiri. Namun pada saat Raden Mas
Riyanta sedang berlari dia ditabrak oleh seorang gadis yang kira-kira berumur empat
belas tahun. Gadis tersebut menangis karena orang tuanya yang hilang.
Karena
Raden Mas Riyanta merasa kasihan maka dia hendak mengantarkan gadis itu pulang.
Ditengah jalan Raden Mas Riyanta merasa lelah dan hendak istiahat sebentar di
warung, katena gadis itu takut dengan Raden Mas Riyanta maka dia tidak ingin
masuk Ke warung tersebut. Namun Raden Mas Riyanta memaksa gadis itu untuk masuk
dan akhirnya gadis itu masuk ke warung tersebut.
Gadis
tersebut dikatehui bernama Raden Ajeng Srini, ketika Raden Mas Riyanta hendak
ke kamar mandi untuk mencuci muka Raden Ajeng Srini duduk di warung sendirian.
Raden Ajeng Srini berfikir mau pulang sendiri takut karena hari sudah malam
namun kalau naik kereta dengan Raden Mas Riyanta juga takut. Lamunan Raden
Ajeng hilang ketika terdengar suara kereta, dia pun berlari menghentikan kereta
tersebut. Dan akhirnya dia masuk kereta dan terkejut karena yang berada di
dalam kereta adalah Raden Ayu Prayoga yang tidak lain adalah ibunya. Raden
Ajeng Srini merasa lega karena bertemu dengan ibunya. Mereka berdua pun menuju
ke Tamansari.
Tidak
lama setelah kereta yang ditumpangi Raden Ajeng Srini pergi, Raden Mas Riyanta
keluar dari kamar mandi dan kaget melihat Raden Ajeng sudah tidak ada dan raden
mas Riyanta pun menanyakan kepada sang punya warung dan setelah diceritakan
raden mas Riyanta tau kalau Raden Ajeng bersama ibunya.
Raden
Mas Riyanta merasa kalu dia jatuh cinta dengan Raden Ajeng Srini, dan dia pun
segera menghentikan kereta dan bergegas untuk pulang, sesampainya dirumah
ibunya Raden Ayu Natasaweyan memberitahukan kepadan Raden Mas Riyanta bahwa dia
akan dijodohkan. Namun karena dia tidak ingin dijodohkan mka Raden Mas Riyanta
pun pergi dari rumah.
Karena
Raden Mas Riyanta pergi, Raden Ayu Natasaweyan berusaha untuk mencari anaknya
namun tidak ada hasilnya, lalu beliau menyuruh ank buahnya untuk mencari dan
melacak dimana Raden Mas Riyanta berada, sudah hampir setengah bulan Raden Mas
Riyanta pergi dari rumah dan tidak ada kabar.
Raden
Mas Riyanta selama setengah bulan hanya menjelajah gua-gua patilasan di
Boyolali. Setelah mengitari kota Boyolali Raden Mas Riyanta bertemu dengan
kawan lamanya yang bernama Raden Mas Duryat. Dan tentunya keduanya sangat
senang. Mereka saling bercerita tentang kejadian sewaktu sama-sama melihat
Kumidi Hradu yang terbakar dulu.
Setelah
lama bercerita Raden Mas Riyanta baru tahu kalau raden Ajeng Srini itu putri
dari pamannya yang bernama Dipati Prayoga.Setelah puas bercerita di rumah Raden
Mas Duryat, Raden Mas Riyanta menuju ke Surakarta dan menuju ke Tamansari untuk
menemui Dipati Prayoga.
Setelah
sampai dirumah Dipati Prayoga, Raden Mas Riyanta pun disambut sang paman dengan
senang hati. Mereka berdua berbincang-bincang dan Raden Mas Riyanta menanyakan
apakah Dipati Prayoga mempunyai anak putri yang bernama Srini, dan Dipati
Prayoga pun mengiyakan pertanyaan Raden Mas Riyanta itu. Setelah puas
berbincang-bincang raden Mas Riyanta segera berpamitan dan dia menuju ke
rumahnya di Natasaweyan.
Singkat
cerita, Raden Ajeng Srini dan Raden Mas Riyanta pun saling jatuh cinta dan
akhirnya Raden Ajeng Srini bicara kepada ayahnya. Dan ayahnya juga setuju
karena diam-diam ayahnya juga senang dengan Raden Mas Riyanta dan ingin
mempunyai menantu seperti Raden Mas Riyanta.
Dipati
Prayoga menyuruh Raden Mas Riyanta untuk datang ke Tamansari, dan Raden Mas
Riyanta segera ke Tamansari. Raden Mas Riyanta disuruh ke Tamansari karena Kyai
Dipati ingin berbicara kalau Raden Ajeng Sirni akan dinikahi oleh seorang pria
dari Rembang. Mendengar berita tersebut Raden Mas Riyanta pun cemburu dan tidak
pernah lagi datang berkunjung ke Tamansari.
Karena
sudah lama tidak bertemu Raden Mas Riyanta, Kyai Dipati merasa sedih apalagi
Raden Ajeng Srini, dia sangat sedih karena Raden Mas Riyanta tidak pernah
berkunjung lagi.
Raden
Ajeng Srini ternyata belum tahu kalau dia akan dijodohkan dengan pria dari
Rembang. Namun Raden Ajeng Srini tidak mau dan memilih untuk menikah dengan
Raden Mas Riyanta.
Setelah
melewati berbagai halangan akhirnya Raden Mas Riyanta dan Raden Ajeng Srini
menikah dan hidup bahagia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar